Sunday, August 28, 2011

SITA MANIS MADU


Pentas dangdut selalu saja ramai. Sorak riuh penonton membahana di udara. Sita Manis Madu terus bernyanyi dan bergoyang dengan erotisnya. Para lelaki hidung belang mengantri  memberi saweran. Ya,mereka menunggu giliran memasukkan uang saweran didalam kutang si biduan dan setelahnya bisa memegang pantat semok biduan itu sambil bergoyang bersama.Memang menyenangkan,tak peduli berapa rupiah melayang dari dompet masuk ke kutang.
Biduan paling laris sekarang memang Sita Manis Madu. Kemunculannya selalu di tunggu-tunggu
para penikmat dangdut dan tentunya para penyawer-penyawer mania. Banyak istri-istri yang marah pada suaminya jika melihat suami mereka dengan tatapan nafsu terus memelototi Sita yang asik bergoyang di iringi musik dangdut koplo di panggung.
Sita memang mempunyai kualitas tinggi sebagai seorang biduan,dibanding dengan penyanyi-penyanyi lain di orkes itu.sita mempunyai badan yang sexy dan padat.tak heran karena goyangannya yang energik membuat tubuhnya terbentuk dengan sempurna. Apalagi pantatnya yang besar dan indah itu  selalu berhasil membuat lelaki tak henti-hentinyanya menelan ludah dan jakun mereka naik turun dibuatnya.
Wakuncar waktu kunjung pacar...wakuncar cari -cari pacar...wakuncar ooo..wakuncar ooo.. wakuncar oooo..ooooo...
“ah capeknya..tapi lumayan sawerannya bisa buat bayar tunggakan uang sekolah 3 bulan.”kata sita
“ya emang kamu Ta,primadona di orkes ini.kalau aku yang nyanyi pasti gak sebanyak kamu sawerannya.aku iri lho Ta ma kamu”kata Dara
“ah km bisa aja Ra,kamu juga bagus kok. Yah,kebetulan saja saweranku banyak.mungkin mereka tahu kalo aku harus bayar sekolah dari uang nyanyi ini”jawab sita merendah.
“ya eggak lah Ta,suaramu yang serak-serak basah itu yang mereka tunggu-tunggu,apalagi goyanganmu yang khas itu,hah mana ada lelaki yang tahan nggak ikutan goyang ma kamu.”
“sudah-sudah ah,tambah ngaco omonganmu.aku mau balik duluan ya,besuk aku ada ulangan matematika.masih jam 10 malem,jadi masih sempet belajar ngapalin rumus-rumus. aku balik dulu ya... ”
“hati-hati ya Ta,kalo ada lelaki genit godain kamu,tonjok aja!” pesan dara.
“iya beres deh Ra,tenang aja” lalu sita melangkah pergi meninggalkan dara yang masih terpaku dibelakang panggung hiburan itu.Dara terus memandangi sita yang berlalu dari hadapannya hingga sita tak terlihat lagi oleh pandangan matanya..
Memang kebetulan tempat pentasnya malam ini tak terlalu jauh dari rumahnya.sehingga ia dapat berjalan kaki pulang ke rumah.
 Sesampainya di kamar sita langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang tak terasa lagi keempukannya.tapi itu cukup untuk mengurangi pegal-pegal ditubuhnya.
“ah..aku lelah sekali.tapi aku harus belajar.Ya,ayo sita jangan malas!” sita menyemangati dirinya sendiri.kemudian ia beranjak dari kasur dan menuju sudut ruangan dikamarnya,dia dtunggu oleh meja mungil tempat Sita selalu menulis dan mengerjakan tugas  serta kursi yang tak kalah mungilnya yang tak pernah protes menyangga pantat Sita agar ia nyaman untuk belajar disana. Meja dan kursi itu sama-sama bututnya sehingga tampak sesuai dengan kondisi kamar Sita. Penerangan kamar sita yang temaram memaksa matanya bekerja lebih keras membaca dan mencerna angka-angka dihadapannya. Sebenarnya Sita sudah lama ingin mengganti lampu kamarnya dengan watt yang lebih tinggi,sayang daya listrik dirumahnya tak mungkin kuat menghidupkannya.kalau daya ditambah,tarif pembayarannya juga semakin mahal.padahal sita yang harus berjuang untuk menanggung biaya hidup kelurganya,sejak ayahnya meninggal dan ibunya yang hanya bisa tertidur diranjang dan terbatuk sepanjang hari,sedangkan adiknya yang bejumlah 4 orang harus tetap makan dan sekolah.
Sita terus belajar dengan tekun. Ia mengerjakan soal-soal setelah menghafalkan rumus. tak terasa malam semakin larut.karena kelelahan ia pun tertidur diatas tumpukan buku-bukunya.Tapi tak lebih dari 1jam ia tertidur. “ah malah ketiduran.payah!jam berapa nih”kata sita sambil melihat jam dinding yang bertuliskan merk sabun mandi diatas pintu kamarnya. “ya ampun sudah jam 2 pagi.hampir aja aku lupa,aku kan harus membuat jajanan untuk dititipkan di pasar besuk pagi.Udah janjian lagi sama mbok iyem.dia kan sudah baik banget ngizinin aku titip makanan diwarungnya masak aku mau ngecewain sih.lebih baik aku sholat tahujud dulu baru habis itu masak.”
Kemudian setelah sita selesai sholat ia ke dapur dan mulai membuat arem-arem. Ia juga harus membuatkan sarapan untuk adik-adiknya dan ibunya. Hingga pukul setengah 6 pagi akhirnya ia bisa membuat 30 arem-arem.kemudian ia membuatkan teh untuk ibunya dan menaruhya dimeja kecil disebelah kasur ibunya.lalu membangunkan adik-adiknya dan menyuruh mereka untuk sarapan terlebih dahulu,sementara ia bergegas mandi dan mengenakan pakaian sekolahnya. Setelah itu ia memasukkan arem-arem ke dalam plastik hitam besar dan membawanya ke pasar,ia pun tak lupa berpamitan dengan ibunya,ia mencium tangan ibunya kemudian barulah ia berangkat.
Sita berjalan kaki ke pasar.karena rumahnya tak terlalu jauh dari pasar.
“mbok iyem,ini sita titip arem-arem 30 buah.nanti siang sehabis pulang sekolah sita kesini lagi mbok”sambil menyerahkan arem-arem itu pada mbok iyem.
“iya neng,mudah-mudahan bisa laku semua ya neng. Oh ya ibumu sudah baikan?”
“ibu masih terbatuk-batuk sepanjang hari mbok,sita sampai nggak tega kalau di malam hari ibu terus batuk begitu.sita pengen nangis mbok rasanya.”
“nggak di bawa ke puskesmas neng?”
“sudah mbok,tapi dokter di puskesmas hanya menyarankan ibu di bawa ke rumah sakit paru-paru. Dan itu pasti biayanya mahal skali mbok,jadi sita mau ngumpulin uang dulu”
“sabar ya neng.gusthi mboten sare.”
“Ia mbok,ya sudah sita berngkat kesekolah dulu ya. Takut telat”
Lalu sita meninggalkan pasar dan mencari angkot.sekolah sita memang agak jauh dari pasar.jam 7 kurang 10 ia telah sampai di sekolah. Ia kemudian melangkah masuk ke gerbang dan menuju ke kelasnya
“hai pelacur!dasar g punya iman,tadi malem habis diraba-raba om-om ya.najis!” ledek oliv
“jablay,dapet saweran berapa??enak ne bisa jajain kita-kita. Ya nggak liv?”kata wulan
“ah ogah gue, itu kan duit haram.bikin perut mules!”sambung oliv
Sita tak mempedulikannya dan terus berjalan menuju kelasnya.ia mempercepat jalanya dan terus menunduk”
“sita,sita!tunggu sit”panggil ratna.
Karena sita tak mau berhenti ratna pun harus berlari mengejarnya.hingga sampailah mereka di kelas
“loe napa sih sit?gue panggil gak mau berhenti!mana jalannya cepet banget lagi.gue kan jadi capek ngejar loe!”tanya ratna sambil ia duduk di sebelah sita.tapi sita hanya diam tak menjawab apa-apa.ratnapun memandang wajah sahabatnya itu
“lhoh kok kamu nangis sit?kamu kenapa?ayo cerita sit”desak ratna.tapi sita hanya diam dan air mata terus mengalir dipipinya.

Bell masuk pun berbunyi.oliv dan wulanpun masuk ke kelas.karena sita duduk dimeja paling depan mereka pun melewatinya.
“eh liv,jablay nangis tu,loe sih keterlaluan” wulan berkata pada oliv
“hahahahaha kok gw sih yang keterlaluan,kan emang dia pelacur!sekali pelajur tetap pelacur!najis”kata oliv dengan nada yang sinis dan membuat sita semakin tak tahan membendung air matanya.
“eh jaga mulut loe ya!kalian berdua yang najis!gak punya otak ya!”bela ratna
“kurang ajar!bilang ma sita sahabat loe itu! Ini bukan sekolah perek mending cepetan angkat kaki deh dari sini!”ujar oliv
“sialan!” ratnapun menampar oliv. Oliv akan membalas ratna namun wulan cepat-cepat memisah mereka  karena ia melihat guru merka telah datang
“awas loe rat!tunggu aja balesan gue!” oliv pun menuju bangkunya sambil memegangi pipinya dan wulan berjalan dibelakangnya.
 Selama pelajaran sita tak banyak bicara. Ia memang siswa yang pandai,ulangan matematika pun ia kerjakan dengan baik.setelah bel pulang sekolah berbunyi sita cepat-cepat pulang.ratna pun sampai tak dapat mengejarnya.karena sita cepat-cepat masuk ke angkot dan pergi.Angkot yang dinaiki sita pun berhenti di pasar.setelah membayar 3000 rupiah pada si supir,ia masuk ke dalam pasar.
“mbok,sita mau ngambil sisa arem-arem”
“eh,neng sita.arem-aremnya udah habis semua.ini uangnya 30.000 ya neng.”
“alhamdulillah,buat sita 25000 saja mbok.yang 5000 buat mbok iyem.”
“ah,nggak usah neng.mbok udah ambil untung duluan kok”
“ooo begitu ya mbok,ya sudah sita balik dulu ya,besuk sita kesini lagi buat titip arem-arem”
“iya neng,kalau bisa mbuat 50 arem-arem neng.soalnya tadi ada yang pesen arem-arem buat jajan arisan”
“iya mbok besuk sita bawa 50 buah.ya sudah sita pamit pulang dulu.
“hati-hati ya neng”
Lalu sita keluar dari pasar dan berjalan kaki menuju rumahnya.banyak mata lelaki nakal yang terus melihatnya berjalan.memang suatu kenikmatan tersendiri melihat sita berjan,pantatnya akan nampak indah terayun-ayun.kaki jenjang sita yang putih dan mulus itu pun mempunyai daya magis menarik perhatian lelaki.
Dipintu depan rumah ia mendengar ibunya yang terbatuk-batuk begitu keras.sita langsung berlari masuk ke kamar ibunya.
“ibu,ibu tak apa-apa?”
Ibunya terus terbatuk tak dapat menjawab pertanyaan sita.ia batuk hingga mengeluarkan darah.
“ibu,mulut ibu keluar darah,kita ke rumah sakit ya bu”
“sita,ibu tak apa-apa nak.tolong ambilkan ibu air putih dan obat ibu di meja itu..uhuk..uhuk..”
Sita memberikan obat dan air putih itu pada ibunya,ibunya pun segera meminumnya
“buk,sita sedih melihat ibu seperti ini.kita ke rumah sakit ya bu”
“uhuk..uhuk...tak usah sit,biaya rumah sakit itu mahal.ibu tak apa-apa nak”sambil membelai rambut sita
“ibu, masalah uang tak usah dicemaskan.sita pasti akan terus mencari untuk biaya rumah sakit ibu.yang penting ibu sembuh”
“kamu anak yang baik sit,ibu bangga mempunyai anak sepertimu. Tapi tak usah nak”
“buk,nanti malam sita pentas lagi.kalau keadaan ibu seperti ini,sita tak tega meninggalkan ibu sendirian”
“kan ada adik-adikmu sit yang menemani ibu.”
“ya sudah sekarang ibu istirahat dulu,kalau nanti malam ibu masih batuk-batuk berdarah seperti ini,kita langsung kerumah sakit.selama ini sita sudah menabung untuk pengobatan ibu”
Ibu sita pun memejamkan matanya dan memiringkan tubuhnya membelakangi sita.ia pura-pura tidur,padahal ia hanya tak ingin sita melihat air matanya.
Melihat ibunya tidur,sita keluar dari kamar ibunya. Adik-adiknya sedang makan tempe goreng dan sayur asem yang dimasak sita tadi pagi sebagai sarapan mereka sekaligus makan siangnya.sita pun ikut makan bersama adik-adiknya.selesai makan ia menyuruh adik-adiknya untuk tidur siang,sita yang mencuci piring-piring mereka,setelah itu barulah sita masuk ke kamarnya untuk tidur sejenak melepaskan lelah karena jam 8 malam ia harus telah siap untuk pentas lagi.
Jam 5 sore ia bangun lalu memasak makan malam terlebih dahulu.suara batuk ibunya masih terdengar dan menayayat hati sita.setelah selesai memasak ia segera mandi kemudian sholat maghrib baru ia berdandan.ia menjelma kembali menjadi seorang biduan yang mempesona.  Sebelum berangkat ia menengok ibunya sambil mengantarkan makan malam untuk ibunya.
Kondisi ibunya semakin parah.badan ibunya begitu dingin.dan darah terus keluar dari mulut ibunya sesaat setelah ibunya batuk.
“ibu,kita ke rumah sakit ya,sita tak tega meninggalkan ibu dirumah dengan kondisi seperti ini”
“ibu tak apa-apa nak.kamu berangkat saja,ibu janji kalau besuk ibu masih terus batuk darah ibu mau dibawa kerumah sakit,sekarang kamu berangkat dulu saja. Tak perlu menghawatirkan ibu nak”
“ya sudah,sita berangkat dulu.sita janji selesai pentas sita langsung pulang.sita nggak akan ninggalin ibu lama-lama.sekarang ibu makan dulu setelah itu minum obat ya bu.sita pamit dulu” kemudian sita mencium tangan ibunya keluar dari kamar ibunya.
Mobil jemputan yang biasa mengantar sita dan teman-teman biduannya sudah menunggu di depan rumah.sebelum pergi sita berpesan pada adiknya yang paling besar untuk menjaga ibunya. Lalu sita pun berangkat.
Sorak riuh penonton terdengar membahana di udara.dengan lantang mereka memanggil-manggil sita untuk segera menggoyangkan panggung hiburan itu. Sita pun segera naik keatas panggung.tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama seruling dan kendang. Suaranya begitu merdu dan lengkap dengan cengkok dangdutnya.
Hidup penuh liku-liku ada suka ada duka...semua insan pasti pernah merasakannya..
Dalam hidup rupa-rupa bahagia dan kecewa..baik buruknya sudah pasti ada hikmahnya..

Lirik lagu yang dinyanyikan sita terdengar dinyanyikannya dengan sepenuh hati.walaupun bukan diiringi dengan irama musik yang yang lembut dan mendayu-dayu melainkan dengan irama musik dangdut koplo yang begitu meriah tetapi yang peka mendengarnya pasti akan tahu itu juga jeritan hati sita.
Malam terus bergulir,semakin malam semakin panas di acara panggung terbuka itu.sudah beberapa pemuda diamankan karena berkelahi dan didapati mengkonsumsi alkohol dan membawa senjata tajam. Di belakang panggung,sita hanya terdiam memikirkan kondisi ibunya.setelah 5 lagu ia bawakan ia cepat-cepat pulang karena tiba-tiba persaannya tak enak.ia merasakan sesuatu namun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ia menyuruh salah seorang kru dalam orkes tersebut untuk mengantarnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah ia terkejut melihat rumahnya dikrumuni banyak orang.ia segera berlari masuk kerumah.di ruang tamu ia melihat tubuh terbujur kaku tak bernyawa.seseorang yang sangat amat dicintainya.
“sit,yang tabah ya..dia sudah tenang disisinya”kata salah seorang tetangganya yang ikut melayat
“bagaimana bisa??bagaimana bisa dek wisnu meninggal??bagaimana bisa!!!” sita tiba- tiba histeris “tidak...tidak..ini tidak mungkin!!”sita memeluk jenasah adiknya “ayo dek bangun! Ayo bangun!!”sita terus menggoncang goncangkan tubuh adiknya.
“uhuk..uhuk.. sabar Sit,ini rencana Allah.”ibu sita memeluk sita dengan erat,sementara batuknya terus saja mengiringi setiap kata ketika ia bicara.terdengar seperti melodi sumbang yang menyayat hati.
“tapi buk,bagaimana bisa dek wisnu meninggal?” air mata sita terus mengalir dengan derasnya
“tadi,wisnu tercebur masuk kedalam sumur saat ia hendak menimba air untuk mandi” ibu sita bercerita diiringi air mata dan suara batuk yang khas. “dia sempat menjerit meminta tolong..tapi karna ibu tak bisa berlari cepat,akhirnya wisnu tenggelam dan kehabisan nafas didasar sumur sit..uhuk..uhukk..lalu ibu berteriak meminta tolong,akhirnya pak tanto datang dan menolong mengeluarkan wisnu dari sumur..namun wisnu...wisnu..sudah tidak bernyawa lagi sit”  tangisan ibu sita pun meledak dengan sangat luar biasa.
Sita dan ibunya menangis sejadi-jadinya..dan dibelakang mereka 3 orang adik sita yang masih kecil ikut-ikutan menangis,para pelayatpun tak kuasa membendung air mata menyaksikan duka keluarga sita.sehinga rumah reot itupun terasa semakin reot karena tak kuat menahan banjir air mata orang-orang itu.
Tiba-tiba ibu sita terasa tercekik lehernya.ia tak bisa bernafas.dadanya serasa terikat tali tambang yang sangat kuat. Sita tak tega melihat ibunya sesak nafas seperti itu.
“ibu,ibu kenapa?ibu..bertahanlah bu... Tolong..tolong panggil ambulans!” teriak sita histeris pada para pelayat.
Kondisi dirumah itu semakin kacau. Sita dan ketiga adiknya menangis histeris melihat kondisi ibunya yang begitu sulit untuk bernafas.sedangkan para pelayat semakin bingung karena tak menyangka situasi akan menjadi seperti ini.salah seorang dari mereka berusaha menghubungi ambulans. Namun semua terlambat tba-tiba ibu sita memekik dan lemas. Tak terasa lagi hembusan nafas dari hidungnya “innalillahi wa innailaihi roji’un” serempak diucapkan oleh para pelayat dan disambut dengan suara tangisan yang begitu dasyat sita dan ketiga orang adiknya.
Maka keesokan harinya ada 2 jenasah yang harus disholatkan dan dikuburkan pada waktu yang hampir bersamaan.2 gundukan tanah merah basah dan bertabur bunga itu terletak bersebelahan.yang satu besar dan yang satu kecil.hingga akhirnya para pelayat mengundurkan diri dari pekuburan itu dan hanya tinggal 4 orang yang berpelukan sambil menangis disamping nisan ibu mereka. Kini sita benar-benar sendiri membesarkan ketiga orang adiknya. Dalam keterpurukannya sita masih menyemangati dirinya untuk bertahan dan berjuang. semangatnya untuk tetap hidup dan menjadikan ketiga adiknya menjadi orang-orang yang berpendidikan tinggi,tetap masih ada. Ia memejamkan mata dan melihat didasar hatinya masih ada obor yang menyala.

                                                                                                          ditulis oleh Imaniar Yordan Christy
 

No comments:

Post a Comment

my blog is dofollow. please comment, but do not spam. thanks