Aku seekor lebah madu yang mungil. Diantara koloni lebah madu, akulah lebah tercantik. Sayang, tubuhku kecil tak berisi seperti lebah yang lain. Ibuku pernah berkata tubuhku kecil karena tak mau makan nektar bunga. Iya, aku memang lebah madu yang aneh. Aku tak mau menghisap nektar bunga. Aku merasa kasihan pada bunga-bunga itu, karena setelah nektarnya dihisap habis, bunga itu akan langsung ditinggal pergi.
Dan aku tak tega melakukannya pada bunga-bunga itu. Aku lebih memilih meminum air di sungai. Walaupun akhirnya aku tak dapat menghasilkan madu dan banyak lebah lain yang membenciku karena itu.
Dan aku tak tega melakukannya pada bunga-bunga itu. Aku lebih memilih meminum air di sungai. Walaupun akhirnya aku tak dapat menghasilkan madu dan banyak lebah lain yang membenciku karena itu.
Suatu hari ibuku memanggilku, “anakku, sekarang kamu telah dewasa, kenapa ibu tak pernah melihat kau membawa pasanganmu ke sarang kita?” Kata ibu. “ah ibu, lebah-lebah disini tak ada yang bisa menarik perhatianku” jawabku. “tapi nak, sudah saatnya kau menikah dan menghasilkan lebah-lebah baru untuk memperbesar koloni kita” kata ibuku. “kalau sudah saatnya aku menikah, pasti aku akan menikah bu! Tapi saat ini aku tak ingin memikirkan itu” jawabku. “ibu tahu, pasti tak ada lebah jantan yang tertarik padamu karena tubuhmu yang begitu mungil dan tak berisi. Itu karena kau tak mau makan nektar bunga. Bahkan kau tak bisa menghasilkan madu. Ayolah nak! Coba rasakan manisnya nektar bunga, pasti kau akan suka” bujuk ibuku. “cukup ibu, sudah aku katakan aku tak ingin menyakiti bunga-bunga itu. Aku tak tega meninggalkan bunga yang telah kusedot habis nektarnya. Sudahlah, aku mau pergi saja! Ibu tak pernah mengarti aku.”
Lalu aku terbang keluar dari sarangku. Rasanya malas sekali untuk kembali ke rumah. Walaupun aku bingung harus kemana. Pegunungan ini begitu luas pasti ada tempat untukku sendiri. Tapi aku haus, lebih baik aku ke sungai dan minum air dulu. Akhirnya sampai juga di sungai. ”hai sungai izinkan aku minum sedikit airmu ya. Aku haus dan aku akan melanjutkan perjalanan jauh setelah ini. Meskipun aku juga bingung mau kemana” kataku.
Akupun terbang mendekat ke air, mengecup sedikit air dan meminumnya. Dan akhirnya aku tak haus lagi. Sekarang aku harus kemana, aku bingung. Lebih baik aku ikuti saja arus sungai ini. Pasti sampai ke tempat yang indah. Kemudian aku terbang menyusuri liku-liku sungai. Walau dalam hati aku takut dan bimbang entah dimana ujung sungai ini.
Aku lelah, telah setengah hari aku terbang dan belum sampai ujung sungai ini. Aku ingin beristirahat sebentar. Lebih baik aku duduk dibatu itu. Batu yang indah ditengah sungai. Batu berwana hijau kecoklatan dan agak sedikit kekuning-kuningan itu baru pertama kali kulihat seumur hidupku.
Akupun duduk dibatu itu. Namun, tiba-tiba aku merasa ada yang aneh. Batu yang aku duduki bergerak. Aku takut karena ku pikir pasti batu itu hanyut karena arus sungai. Akupun terbang menjauhi batu ini. Namun tiba-tiba ada suara yang memanggilku “hai lebah kecil kau mau kemana?” Aku terkejut dan mencari arah suara itu berasal. Tapi tak ada siapapun kecuali aku. “hai lebah, aku dibawahmu, kemarilah”. Akupun melihat kebawah ternyata batu itu yang bicara kepadaku. Akupun turun dan mendekatinya.
“hai batu, kamu bisa bicara?” kataku. “lebah, aku bukan batu, aku ini kura-kura. Aku tinggal disungai ini” kata kura-kura. “oh kamu kura-kura, aku kira batu. Maaf tadi aku lancang duduk diatas punggungmu. Aku sangat lelah karena telah terbang jauh” kataku. “kau terbang dari mana dan mau kemana lebah?” tanyanya. “aku pergi dari rumah karena bertengkar dengan ibuku, dan sekarang aku tak tahu mau kemana. Aku terbang tanpa tujuan” jawabku. “kasihan, kau pasti sedih karena bertengkar dengan ibumu, lebih baik sekarang kau ikut denganku. Di hutan ada pesta para binatang mungkin akan sedikit menghibur kesedihanmu” katanya. “terimakasih kura-kura, tentu aku mau ikut ke pesta bersamamu” jawabku.
Kemudian aku dan kura-kura pergi kepesta itu, dan aku baru tahu kalau kura-kura bisa berjalan di darat. Aku kira ia hanya bisa berenang di sungai. Jadi dalam perjalanan ke pesta itu ia berjalan dan aku terbang rendah disampingnya.
Kamipun sampai di pesta itu. Pestanya begitu meriah dan dihadiri semua binatang didalam hutan. Kamipun bersenang-senang di pesta itu. Bahkan aku melupakan kesedihanku dan terus tertawa dengan para binatang-binatang itu.
Akhirnya pesta itupun berakhir. Aku harus berpisah dengan teman-teman baruku. Kura-kura mengajakku kembali ke sungai. Ditengah perjalanan ia bertanya padaku”tidakkah kau terlalu lelah untuk terbang setelah seharian kau terbang jauh?”. “sebenarnya aku sangat lelah kura-kura. Tapi tak apalah nanti sampai sungai aku bisa beristirahat di dahan-dahan pohon” kataku. “naiklah kepunggunggku lebah, supaya kau tak lelah. Aku akan membawamu ke sungai” kata kura-kura. “apa kau nanti tak merasa berat? Kau pasti akan lelah” kataku. “tidak apa-apa lebah, lagi pula aku binatang yang kuat. Ayolah naik kepunggunggku” katanya. “baiklah, sekali lagi terima kasih kura-kura kau begitu baik. Aku senang berteman denganmu” kataku.
Akupun naik kepunggung kura-kura, tapi aku jadi mengantuk. Lalu akupun tertidur. Dan ketika terbangun ternyata aku telah sampai disungai. “aku lapar” kataku. “kau telah bangun lebah? Tidurmu pulas sekali. Aku tak sampai hati membangunkanmu. Kalu lapar ya? Biar aku petikkan bunga untukmu” kata kura-kura. “kau memang baik kura-kura. Tapi tak usah, aku tak makan nektar bunga” kataku. “lhoh kenapa? Bukannya setiap lebah pasti makan nektar bunga?” tanyanya. “tapi aku berbeda, aku tak tega menyakiti bunga-bunga. Aku tak tega menghisap nektar bunga hingga habis dan setelah itu meninggalkannya begitu saja. Aku tak tega kura-kura” jawabku. “kau lebah yang baik. Tak hanya parasmu saja yang cantik tapi hatimu juga. Lau kau makan apa kalau tak makan nektar bunga? Tanyanya. “aku meminum air sungai” jawabku. “kalau begitu tunggulah aku akan mencarikan air yang jernih disekitar sini. Jangan minum air sungai ini karena akan kubawakan air yang terjernih khusus untukmu. Tunggulah sebentar jangan pergi kemana-mana” katanya.
Lalu kura-kura itupun pergi meningalkan aku sendiri di sungai. Kura-kura itu betul-betul baik padaku. Aku ingin memberikan madu pertama yang aku hasilkan. Ya, aku akan menghisap sedikit nektar dan akan kuhasilkan madu termanis untuk kura-kura itu.
Akupun terbang mendekati bunga terindah di dekat sungai. Walaupun sebenarnya aku masih tak tega menghisap nektar, tapi demi menghasilkan madu untuk kura-kura aku harus melakukannya. Namun sebelumnya aku meminta maaf berkali-kali pada bunga itu. Kemudian aku menghisap nektar bunga itu, memang rasanya manis seperti yang dikatakan lebah-lebah lain. Tapi setelah ini aku tetap berjanji lebih memilih minum air sungai daripada menyakiti bunga. Setelah menghisap nektar akupun membuat madu termanis untuk kura-kura. Dan aku menunggunya kembali ke sungai.
Beberapa waktu kemudian kura-kura itu muncul dan ia menggigit selembar daun yang berisikan air yang betul-betul jernih. Akupun mengambil daun itu dari mulutnya. “terimakasih kura-kura, kau telah berjalan jauh hanya untuk mengambilkan air jernih ini untuk aku minum”.
“untuk lebah cantik sepertimu, aku tak akan ragu-ragu memberikan yang terbaik yang bisa aku berikan”
Jika tidak malam hari pasti kura-kura itu akan melihat wajahku merona kemerahan mendengar kata-kata yang indah itu. Akupun meminum air jernih itu.
“kura-kura, ini air terlezat yang pernah aku minum. Ini benar-benar enak. Terimakasih kura-kura”
“sama-sama lebah”
“eh kura-kura, aku ingat memiliki sesuatu yang ingin kuberikan padamu”
“apa itu?”
Akupun mengambil madu yang telah aku buat dan kutaruh diatas daun.
“ini, terimalah madu pertamaku. Madu termanis untuk kura-kura yang manis sepertimu”
“jadi kau menghisap nektar yang selama bertahun-tahun tak pernah mau kau menghisapnya? Dan kau buat itu menjadi prinsip hidupmu! Dan sekarang kau melakukannya hanya demi memberikan madu pertamamu untukku? Aku tak mau meminumnya!”kata kura-kura
“Kenapa?kau marah padaku kura-kura?”
“tentu aku marah!kau melanggar prinsip hidup yang selama ini kau pegang!”
“tapi kura-kura aku melakukannya karena aku ingin memberikanmu madu pertamaku untuk membalas kebaikanmu yang telah berjalan jauh dan mengambilkan air jernih untukku. Ayolah minum maduku ini. Aku berjanji setelah ini tak akan menghisap nectar bunga lagi.”
“baiklah aku mau meminum madu itu namun dengan satu syarat.”
“apa itu kura- kura?”
“taruhlah madu itu dimulutmu dan suapilah aku dengan mulutmu itu.”
“baiklah akan ku lakukan itu untukmu”
Akupun meminum madu yang telah kuhasilkan namun tidak aku teguk tapi tetap tersimpan dalam mulutku.kemudian aku terbang mendekat kearah kura-kura itu. Kami berhadap - hadapan,aku mendekatkan mulutku pada mulutnya. Kemudian aku menciumnya agar ia bisa meminum madu dalam mulutku dengan lidahnya. Namun, ketika madu dalam mulutku telah habis dijilatinya ia tak juga melepas ciumanku. Kemudian dengan lidahnya ia memainkan lidahku. Barulah setelah beberapa detik berlalu ia melepaskan ciumannya.
“aku jatuh cinta padamu lebah” kata kura-kura
“aku juga jatuh cinta padamu kura-kura”kataku
“maukah kau mendampingi aku selamanya lebah?aku tak sanggup kehilanganmu.”pintanya
“tentu aku mau kura-kura aku juga tak bisa kehilangan dirimu yang telah menaklukan hatiku. Tapi aku ingin mengajakmu pergi kerumahku dan bertemu dengan ibuku terlebih dahulu.kau harus melamarku!”kataku
“baiklah mari kita pergi ke rumahmu.akan ku lamar kau menjadi pendampingku.”
Lalu pergilah aku bersama kura-kura itu ke rumahku. Sesampainya dirumahku aku menyuruh kura-kura menunggu karena ia tak mungkin terbang dan masuk ke sarangku. Sementara aku masuk ke sarang dan segera menemui ibuku.
“Ibu aku pulang”kataku
“oh anakku aku cemas mencarimu.kau kemana saja?kau tak apa-apakan saying?”selidik ibuku
“ah panjang ceritanya bu.tapi itu tak penting lagi sekarang,karena ada yang lebih penting yang ingin ku sampaikan,bu”kataku
“apa itu nak?cepat katakan”desak ibuku
“aku telah menemukan pasanganku bu,dan aku membawanya kemari,ia ingin bertemu ibu untuk melamarku”kataku
“oh...ibu senang sekali nak mendengarnya.akhirnya kau menemukan pasanganmu.lalu dimana dia sekarang?mengapa tak kau ajak masuk kesarang kita nak?”
“dia ada di bawah bu, ibu turunlah ke bawah untuk menemuinya”kataku
“ia ayo mari kita temui calon pasanganmu itu nak”
Kemudian aku dan ibu keluar dari sarang dan turun ke bawah menemui kura-kura itu
“nak,mana calon pasanganmu itu? Ibu tak melihat ada seekor lebah disini.yang ada hanyalah kura-kura.dimana calon pasanganmu itu nak?” tanya ibuku
“ya ini bu calon pasanganku.seekor kura-kura.aku jatuh cinta padanya dan diapun begitu bu”kataku
“apa!yang benar saja!jangan bercanda!”kata ibuku
“apa yang dikatakan anakmu itu benar. Aku ingin melamar anakmu dan akan ku jadikan ia pendamping hidupku”kata kura-kura
“hah jangan gila kalian.aku tak mengizinkannya.kalian berbeda jenis.kalian itu berbeda!aku tak setuju! Anakku,carilah yang sejenis dengan kita. Kura-kura ini berbeda nak!kau jangan gila!”
“ibu,kami akan menyatukan perbedaan ini dengan cinta”kataku
“tidak,kau tidak boleh bersamanya!ayo masuk ke sarang kita!ayo!!” sambil ibuku menarik tanganku dan memaksaku masuk ke sarang.
Berhari-hari aku terus menangis dan mengumpat “ini tak adil!” kemudian aku terbang menuju pintu sarangku.aku memandang ke bawah,baru kusadari betapa tingginya sarangku ini dari tanah. Kemudian aku memejamkan mata dan melompat. Tak ku kepakkan sayapku.kubiarkan tubuhku ringan melayang dan sampailah aku ke tanah dengan sempurna. “aku mencintaimu kura-kuraku.”
Kemudian aku tak merasakan apa-apa lagi dan malaikat maut menjemputku.
ditulis oleh Imaniar Yordan Christy
ditulis oleh Imaniar Yordan Christy
No comments:
Post a Comment
my blog is dofollow. please comment, but do not spam. thanks